Breaking News

5 Alasan Jose Mourinho Tak Lagi Menarik Buat Klub Elit Eropa


LIGA PELANGI - Nama Jose Mourinho sempat muncul dalam bursa pelatih Real Madrid untuk menggantikan Santiago Solari. Namun, Los Blancos pada akhirnya memutuskan untuk memakai jasa Zinedine Zidane ketimbang Mourinho.

Rumornya kedatangan Mourinho ke Madrid diprotes dua pemain senior Madrid, Karim Benzema dan Sergio Ramos. Mereka merasa sang mentor bisa mendatangkan masalah baru di El Real. Bicara soal prestasi, tak ada orang yang meragukan kualitas pelatih asal Portugal tersebut. Namun, dibalik cerita suksesnya Jose Mourinho adalah figur yang kerap memicu kontroversial.

Kondisi itu membuat banyak klub beken berpikir ulang untuk memakai jasa The Spesial One. Terakhir saat meninggalkan Manchester United, banyak cerita tak enak berhembus. Berikut ini fakta-fakta yang membuat Real Madrid ngeri mempekerjakan Jose Mourinho. Simak detailnya dibawah ini:


Sirkus Tiga Tahunan
Jose Mourinho punya reputasi sebagai pelatih jempolan. Mou selalu menghadirkan gelar kepada semua klub yang pernah ditanganinya. Akan tetapi dibalik cerita sukses itu, Mourinho memiliki kutukan yang sulit dihindari, yakni siklus buruk musim ketiga.

Biasanya di musim ketiga menangani tim, klub asuhan Mourinho grafik prestasinya merosot. Ambil contoh saat menangani Chelsea di periode pertama ( 2004 - 2007 ). Di dua musim awal, Chelsea menjadi jawara Liga Inggris. Akan tetapi di musim ketiga ( 2006 - 2007 ), Jose gagal memberikan trophy tersebut kepada publik Stamford Bridge.

Hal yang sama juga berlaku saat Mourinho menangani Real Madrid. Di musim kedua, Mourinho memberikan Trophy Liga Spanyol bagi Madrid. Akan tetapi di musim ketiga, Madrid gagal merebut satu pun Trophy, sehingga akhirnya Mou dipecat.

Terakhir di Manchester United, Setan Merah yang musim lalu jadi runner-up Premiere League, musim ini mendadak jadi tim ayam sayur.


Hobi Parkir Bus
Jose Mourinho dikenal sebagai pelatih berfilosifi pragmatis. Ia tidak mempermasalahkan timnya bermain buruk, asalkan meraih kemenangan. Sayangnya, strategi tersebut kurang tepat dijalankan di era sepakbola modern seperti saat ini.

Pelatih-pelatih top seperti Pep Guardiola, Jurgen Klopp dan Zinedine Zidane justru menerapkan strategi menyerang. Karena itu, strategi andalan Mourinho dinilai sudah ketinggalan zaman. Real madrid yang selama ini dikenal sebagai tim aktraktif jelas berpikir ulang mendatangkan kembali Jose Mourinho.


Jose Mourinho dikenal sebagai pelatih yang punya ego tinggi. Nakhoda asal Portugal itu terkenal bertangan besi yang bisa menerima kritikan orang lain. Di sisi lain ia dikenal sering membuka aib anak asuhnya ke publik. Hal ini membuat banyak pemain tidak merasa nyaman.

Di Manchester United Mourinho sempat cekcok dengan gelandang termahal dunia, Paul Pogba. Demikian pula saat di Real Madrid, Ia sempat berkonfrontasi dengan Sergio Ramos.


Sering Konflik dengan Pelatih Lain

Jose Mourinho dikenal sebagai pelatih yang jago memainkan psywar. Jelang pertandingan ia sering kali menyindir pelatih lain yang menjadi rivalnya. Ketika Manchester United takluk 0 - 3 dari Tottenham Hotspur di putaran pertama Premiere League 2018 - 2019. Mourinho menghina Mauricio Pochettino. Ia menyebut Pochiettino sama sekali belum memiliki trophy Liga Inggris, berbeda dengan dirinya yang telah memenangi tiga gelar.

Sebelumnya Mourinho pernah terlibah konflik dengan pelatih lain. Sebut saja Antonio Conte, Arsene Wenger, Pep Guardiola, dan Rafael Benitez. Mereka tersinggung dengan pernyataan-pernyataan The Spesial One yang terkesan mengecilkan kemampuan Manager.


Kaku Dalam Taktik

Jose Mourinho dikenal sebagai pelatih yang getol memainkan strategi 4-2-3-1. Formasi ini menyajikan kesuksesan di Chelsea, Inter Milan, dan Real Madrid. Sayangnya, saat zaman beruban ia tak beradaptasi. Saat pelatih-pelatih lain berevolusi dengan taktik bermain baru. Mou tetap ngeyel memainkan strategi usangnya.

Kalaupun ia terpaksa memainkan strategi di luar kebiasaan bukan karena faktor kemauan beradaptasi, tapi lebih pada keterpaksaan. Tim asuhannya sedang minim pemain atau ia dikritik media. Tak terlihat kemauan untuk mendalami strategi-strategi baru.

Tidak ada komentar